Pembelian aset tetap perusahaan terutama yang bernilai tinggi seperti masin-mesin, bangunan, peratalan memiliki risiko. Pembelian aset kelompok ini sama seperti investasi. Dimana pengeluaran yang besar diawal untuk pengadaan aset tersebut, sedangkan manfaat atau benefit baru diperoleh kemudian. Seperti pembelian mesin untuk proses produksi, membutuhkan waktu untuk mendapatkan output produksi yang optimum, menjual dan memasarkan hasil produknya. Sehingga ada tenggang waktu antara investasi awal aset tetap tersebut dan waktu pengembalian investasinya.
Hal ini menyebabkan adanya risiko seperti
Risiko terhadap perubahan kondisi yang menyebabkan hasil output dari aset tetap tersebut tidak seperti yang direncanakan sebelumnya
Risiko operasional, risiko yang muncul pada saat penggunaan aset tersebut, seperti kebakaran, kehilangan dan kerusakan
Risiko financial, risiko yang berkaitan dengan aspek keuangan seperti, beban bunga yang harus ditanggung perusahaan jika pembeliaan aset tersebut didanai oleh hutang. Dan beban penyusutan yang terus harus ditanggung perusahaan walaupun aset tersebut tidak digunakan. Beban penyusutan menurut PSAK 16, akan tetap dibebankan walaupun aset tersebut tidak digunakan. Dan beban inilah yang sering disebut dengan SUNK COST
Oleh karenanya diperlukan pendekatan menejemen dalam pengelolaan aset. Artinya menerapkan aspek menejemen yaitu
Perencanaan, sebelum aset tersebut dibeli, diperlukan analisa kebutuhan dan penilaian serta perhitungan kelayakan
Pelasanaan, setelah aset tersebut beroperasi perlu adanya pengamanan, pengendalian, kebijakan pengelolaannya (standar prosedure) dan pemeliharaan yang berkala
Monitoring, penilaian kembali apakah aset tetap tersebut menghasilkan sesuai dengan perencanaan awalnya dan terus-menerus secara berkala kondisi dan keberadaan aset tersebut.